Jumat, 16 Maret 2018

Kaidah War's 'An Nafi'


Belajar Ushul Qiro’at Imam Nafi’ Riwayat Warsy
Imam nafi’ al-mdani
Nama Lengkap            : Nafi’ bin Abdur Rahman bin Abi Nu’aim Al-Ashbahani
Lahir                            : 70 H
Wafat                          : 169 H
Warsy
Nama Lengkap            : Abu Sa’id Ustman ibnu Sa’id Al-Mishri
Lahir                            : 120 H
Wafat                          : 220 H


1.      BAB BASMALLAH
-          Itsbatul Basmallah (tetap membaca basmallah)
-          Washal dengan saktah
-          Washal tanap basmallah
Kecuali diempat surat (Al-Arbauz Zuhri), yaitu jika Qori’memilih membaca washal antara dua surat maka di (Al-Arbauz Zuhri) dibaca dengan saktah. Adapun jika Qori’ memilih membaca saktah antara dua surat maka di (Al-Arbauz Zuhri) dibaca dengan Itsbatul basmallah.
Adapum cara washal al-anfal dan baro’ah ada tiga:
a.       Waqof             براءة (وقف) عليم
b.      Saktah             عليم (السكت) براءة
c.       Washal            عليمٌ براءة

2.      BAB MAD
-          Mad Muttashil (Isyba’ /3 Alif /6 Harakat)
-          Mad Munfashil (Isyba’ /3 Alif /6 Harakat)
-          Mad Badal (Boleh 1/2/3 Alif)
Pengecualian kaidah mad badal:
Ushul
a.       Ketika sebelum hamzah ada huruf sukun shohih didalam satu kalimat. Contoh: القرأن, الظمأن

b.      Ketika alifnya itu sebagai pengganti tanwin / mad iwadh. Contoh:   دعاءً, سواءً

c.       Harf mad ba’dha hamzah washal / sebagai ibtida’. Cotoh:  ائذن لي, اؤتمن

Ketiga kalimat ini hanya boleh dibaca dengan Qoshor.
Empat Kalimat
a.       يؤاخذ  dan tashrifannya.
b.      إسراءيل
Kedua kalimat ini hanya boleh dibaca dengan qoshor saja.
c.        ءالئن  boleh dibaca dengan enam cara:
§  Ibdal hamzah washal dengan alif dan dibaca panjang (6H) / lazim, dengan tsalatsatul badal mughoyyar bin naql.
§  Ibdal hamzah washal dengan alif dan dibaca qoshor dengan qoshor badal mughoyyar bin naql.
§  Dibaca tashil dengan tsalatsatul badal mughoyyar bin naql.
d.      عادا الأولى  dibaca naql harakat hamzah tanpa tsalatsatul badal. عادا لولى
-          Mad Lin atau Lin mahmuz (bisa di baca 2/3 alif)
Huruf lin adalah ya’ atau wawu sukun yang didahului harakat fathah, jika setelah huruf lin adalah huruf  hamzah, maka dibaca mad oleh Warsy dengan panjang empat atau enam harokat. Kecuali lafadz-lafadz tertentu, yaitu:
a.       موئلا  hanya dibaca huruf lin saja tanpa mad. QS. Al-Kahfi 57
b.       الموئودة  hanya dibaca dengan lin saja tanpa mad dengaan tsalatsatul badal.
c.       سوءاتهما  boleh dibaca dua cara:
§  Dibaca huruf  lin dengan tsalatsatul badal.
§  Dibaca tawassuth lin dengan tawassuth badal.
3.      MIM JAMA’
Setiap mim Jama’ yang bertemu dengan Hamzah Qotho’, maka Warsy Membacanya dengan Shilah dan Isyba’ (6 Harakat) sebagaimana Mad Munfashil. Contoh: عليهم أأنذرتهم
4.      LAFAL ( أنا )  KETIKA DIBACA WASHAL
a.       Ketika bertemu dengan hamzah qotho’ maftuhah/madhmumah maka alifnya tetap dibaca sehingga berlaku mad jaiz munfashil. Contoh:
أحيي ~ أنا ___ أُحيي أنا        أنا أخوك___ أنا~أخوك

b.      Ketika bertemu dengan hamzah maksuroh atau tidak bertemu dengan hamzah maka cara membacanya adalah hadzful alif (مثل حفص). Contoh:
أنا إلا, أنا عابد

5.      BAB DUA HAMZAH
a.       Bab Dua Hamzah Dalam Satu Kalimat
Dua hamzah dalam satu kalimat, ada kalanya:
o   Hamzah istifham + Fathah (Maftuhah). ( أأنذرتهم, أألد)
Cara membacanya ada dua cara, yaitu:
§  Dibaca tashil hamzah yang kedua.
§  Dibaca ibdal hamzah yang kedua dengan alif, jika setelah alif harakat sukun maka dibaca Isyba’, jika setelah alif huruf berharakat maka dibaca Qoshor.
o   Hamzah istifham + kasroh atau dhummah.
Cara membacanya adalah dengan dibaca tashil hamzah yang kedua.
b.      Bab Dua Hamzah Dalam Dua Kalimat
o   Ada kalanya sama dalam harakat (Muttafiqotaan)
§  Jika sama-sama fathah (Maftuhataan)
Maka cara membacanya ada dua cara. Yaitu:
·         Dibaca tashil hamzah yang kedua.
·         Ibdal hamzah yang kedua dengan huruf mad, dibaca Isyba’ atau mad ketika bertemu dengan sukun dan dibaca qoshor ketika bertemu huruf mutacharrik.
Contoh: جاء أمرنا, جاء أحد
PENGECUALIAN
Lafadz جاء أل  ada lima cara membacanya:
o   Dibaca tashil hamzah kedua dengan tsalatsatul badal al-mughoyyar bit tashil
o   Ibdal hamzah dengan alif serta dibaca qoshor atau dibaca isyba’.
§  Jika sama-sama kasroh (maksurotaan)
Maka cara membacanya ada dua cara. Yaitu:
·         Dibaca tashil hamzah yang kedua.
·         Ibdal dengan ya’ sukun atau mad, dengan dibaca mad atau qoshor.
PENGECUALIAN
Ada tiga cara dalam membaca lafadz البغاء إن, هؤلاء إن  yaitu, seperti dua cara diatas dan ditambah ibdal ya’ kasroh.
§  Jika sama-sama dhummah (Madmuumataan) اولياء أولئك
Cara membacanya ada dua. Yaitu:
·         Dibaca tashil hamzah yang kedua
·         Ibdal hamzah kedua dengan waw mad.
o   Ada kalanya berbeda harakat (Mukhtalifataan)

فتح الأولى سهل # فتح الثانية أبدل
وغيرذالك سهل # وكذالك أبدل
Jika fathah diawal maka dibaca tashil hamzah kedua, jika fathahnya di kalimah yang kedua maka dibaca ibdal hamzah yang kedua, jika tidak terdapat fathah di keduanya maka boleh tashil dan boleh ibdal. Contoh:
تفيء إلي = تفيء إلى
جاء أمة = جاء أمة
يشاء ألى = يشاء وِلى

6.      BAB HAMZAH MUFROD (IBDAL)
a.      Hamzah mufrod yang berada di fa’ kalimah
Warsy mengganti hamzah mufrod yang berada didalam posisi fa’ kalimah, yaitu diganti dengan huruf mad yang sesuai dengan harakat sebelumnya. Contoh: مؤمنون – مومنون, يأكل – ياكل
Dan tidak dibaca ibdal pada lafadz (مـأوى) yang ada dalam al-qur’an diantaranya lafadz:
o       تؤويه
o       ومأوىه
o       مأوىهم
o       ومأوىكم
b.      Hamzah mufrod yang berada di ain kalimah
Warsy membaca ibdal atau mengganti hamzah itu dengan huruf mad yang sesuai dengan harakat sebelumnya hanya di tiga kalimat. yaitu:
o       بئس
o       الذئب
o       وبئر
7.      BAB NAQL
Naql adalah membuang hamzah dengan memindah harokat sukun yang sebelumnya.
Adapun syarat hamzah bisa dibaca naql adalah:
o   Huruf (al-manqul ilaih) yang akan dipindah harakatnya adalah huruf sukun. Bisa berupa tanwin, karena tanwin juga nun sukun.
o   Huruf al-manqul ilaih berada di akhir pada kalimat pertama dan hamzah mutacharrik berada diawal kalimat kedua.
o   Huruf sakin al-manqul ilaih adalah huruf shohih bukan huruf mad, dan juga bukan mim jama’.
Contoh:
§  Al-maushul (الأنهار, الأرض)
§  Al-mafshul (قد أفلح, عذابٌ أليم)
8.      BAB IMALAH
Tidak ada imalah kecuali hanya di Huruf ha’ di lafadz (طه) diawal surat Thaha.
9.      BAB LAM
Warsy membeca Taghlidz Lam dengan Syarat: Huruf Lam berharakat Fathah baik bertasydid maupun tidak didahului salah satu huruf  (ص – ض - ط) yang berharakat Fathah atau Sukun.
Contoh: الصّلــــوة, أظـلم, مطّلــع dan lain sebagainya.
10.  BAB RO’
Semua Ro’ yang berharaka Fathah atau Dhummah hukum aslinya di baca tafkhim oleh semua imam qurro’ kecuali warsy pada saat-saat tertentu.
a.       Apa bila didahului dengan harakat kasroh : مبشّرات – قاصرات
b.      Apa bila didahului dengan Ya’ sukun : خيرٌ – خبيرًا
c.       Apa bila didahului huruf  istifal sukun dan didahului harakat kasrah: إجرامي – إكراه
d.      Apa bila didahului huruf  Kho’ sukun dan didahului harakat kasrah: إخراجهم

Apa bila benar maka itu datangnya dari Allah dan apa bila ditemukan kesalahan maka itu murni keterbatasan Penulis...hehehe

والله أعلم


3 komentar:

  1. Maaf masih acak²an...
    Insyaallah secepatnya di benahi...

    BalasHapus
  2. Tolong diberi alasan-alasannya. Semisal خير /اجرامي agar pembaca dapat memahami dan mempraktekkan teorinya di kalimat yang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masuk pada kaidah yg diatas pak;
      Lebih detailnya memang harus baca Apa bila didahului dengan Ya’ sukun : خيرٌ – خبيرًا
      c. Apa bila didahului huruf istifal sukun dan didahului harakat kasrah: إجرامي – إكراه

      Hapus