Selasa, 05 Februari 2019

Pencuri Hati

14 Januari 2019



Kau.... sejak kapan kau curi hatiku? Akupun tak tahu, beberapa malam sebelum ini aku selalu gabut, ga jelas, jungkir balik diatas kasur dan tak mampu mengejapkan mata sedikitpun. Kau menggodaku, bayanganmu menghantuiku, hingga aku tak mampu me-ngerem hadirmu dalam benakku. Sengaja aku membatasi diri beberapa waktu lalu karea tak mau tercebur terlalu dalam hingga akhirnya tak mampu untuk berenang dalam samudra perasaan yang telah kau rampas kini.


Singkatnya beberapa waktu kita tak pernah saling sapa seperti biasa meski sekedar berkabar, aku tak ingin memulai dan mungkin kaupun tak mau atau justru engkau lupa, tapi tidak denganku, aku gabut tanpamu, aku tak seimbang tanpa hadirmu, aku tak selaras tiada kamu, aku tak tahu aku hampir-hampir tak bisa tanpamu, tapi aku tetap punya Allah yang selalu ada dalam setiap keadaanku, selalu setia dalam siang malamku, aku berharap Allah selalu menjagamu pula.


Dania, kau hadir tanpa undangan dariku. Kau ada disekitarku tiada konfirmasi terlebih dahulu. Hingga aku kaget, bagaimana bisa hatiku jatuh, hatiku luluh, hanya dengan mendengar cerita tentangnya. Allah karim,, apa ini? Jangan engkau coba aku diluar batasku,,, Allaahhh jerit hatiku....


Dalam irama kegalauan, dalam naungan gabut dan gak jelas itu aku bertekat untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya sedang terjadi padamu ka, saya ingat betul waktu itu hari senin, 13/01. Dalam keletihan teriknya matahari, dalam hausnya tenggorokan shiam, aku berniat akan ku ungkap saja rasaku padamu, akan ku tuang hingga tak ada lagi yang terpendam, jika kau membalas akan aku tumbuh kembangkan rasa itu dengan baik andai pun tidak, setidaknya aku tlah lega menumpahkan rasa yag terpendam.


Tapi apa yang terjadi??? Sekitar dua jam menjelang ashar, kau mengomen status aku yang membuat aku bahagia kegirangan, “apa ini artinya” kata hatiku, tapi itu mungkin biasa-biasa saja bagimu.... aku akan menjaga rasa ini dan menuntunnya ke dalam semangat berkarya..... ku harap suatu saat kau tahu.... entah bagaimana kelak, biarlah waktu yang mengisahkan sejarah kita...


Selamat Sore.... hehe Al-Fatihah....

Khawatirku padamu Nia

17 Desember 2018



Hai... kau baik-baik saja kan?
Mungkin saat ini adalah saat paling lebaynya ahmad, tapi entahlah... saya sendiri tak bisa dan takkan mampu mencelanya, karena aku tahu cinta tak bisa dibuat-buat dan kagum tak mampu di paksakan. Perkenalanku dengannya sudah satu tahun lalu, meski belum begitu kenal banget karena hanya mendengar dari omongan orang saja, dania namanya... entah bagaimana aku tetap saja memperhatikan dia meski jarak jauh.


Dan hari demi hari pun berlalu, aku beranikan diri untuk chat. Awalnya karena kebutuhan organisasi meski nanti ada modusnya. hehe dan sekarang justru chatnya semakin tak terarah saja, entah bahasa apa itu, aku juga kadang tak punya sesuatu yang dibahas, dia juga demikian hingga akhirnya gabut, meski tak jarang diskusi berat menjelang tidur, hingga membuat kita larut malam.

Akhir-akhir ini aku batasi keinginanku untuk chat berlebihan, aku ingin tahu, apakah dia juga merindukan chat itu atau sekedar aku saja yang kepedean... dan puncaknya hari ini 17-12-18. Dia tak ada kabar sejak pagi, berjam-jam ku lihat posisi chatnya online atau tidak, berganti jam kulihat lagi, hingga sorepun menjelang. aku beranikan diri bertanya pada adiknya, “assalaamualaikum zal, mba dania baik-baik saja kan? Waalaikumussalam, alhamdulillah baik kang”, jawabnya membuat aku lega, aku takut jangan-jangan dia sakit.

 Semoga engkau bik-baik saja. Entah apa yang aku rasa, akupun tak tahu,,, biarkan saja..... padau dania...

Sabtu, 02 Februari 2019

Surat Cinta Untuk Calon Istriku

Surat Cinta Untuk Calon Istriku


Untukmu yang selalu menyita sebagian fikiranku, yang selalu membuatku lelah membuang bayanganmu dariku, yang setia hadir disaat sepi dan ramaiku, dan senantiasa mengingatkanku dalam sibuk dan leganya, yang selalu dan selalu menyebutku dalam doanya dan kusebutnya dalam do’aku.
Disaat yang tepat kan kujemput dikau, disaat yang tepat aku akan kerumahmu, disaat yang tepat akan aku lamar dan kasih mahar. Kapan waktunya? Entahlah, akupun tak tahu kapan dan engkau siapa... apakah aku stress? Sedikit kali..... entahlah, biarkan waktu yang menjawab.

Berharap yang sempurna seratus persen sama halnya dengan ingin menjomblo seumur hidup, itulah kutipan dari Gus Mus. Dan setelah direnungkan banget, ternyata benar juga. Karena tiada manusia yang sempurna, ada yang cantik parasnya tapi kurang agamnya, ada yang manis dan sedap dipandang, ada yang bagus ngajinya ibarat “kaset murattal” agaknya gak mau sama aku, ada yang kaya tapi sedikit sombong, emang kalau berharap yang sempurna adanya di surga. Tetapi aku butuh teman perjuangan didunia, tak hanya di surga. Aku berharap engkau adalah orang yang kekurangannya aku tutupi dan engkau adalah yang pandai menutupi kekuranganku.

Engkau, yang akan menemani seumur hidupku dan aku temaninya seumur hidupnya. Banyak banget mungkin kekurangan dariku yang akan kau temui, jangan engkau ceritakan itu ke yang lain, adukanlah kepada Tuhan kita, mintalah Allah yang memperbaiki kita. Tidak akan selesai masalah keluarga jika kau adukan kepada orang lain, sekalipun teman akrabmu. Akan ada hal-hal yang patut kau ceritakan ke yang lain dan ada hal yang harus kita saja yang tahu, pandai-pandailah kamu memilih dan memilahnya.
Dikau, mungkin juga akan diserang rasa bosan bersama. Jangan juga ceritakan iitu dengan orang lain, komunikasikanlah hal tersebut.karena komunikasi yang baik dapat membantu langgengnya kebersamaan kita. Andai kau bosan dirumah, mintalah padaku untuk tamasya, hika kau bosan apa mintalah apa yang kiranya aku sanggup.

Mungkin juga kau dapati aku dalam kekurangan. kuatkanlah hatimu, kuatkanlah niat kita bersama, menjaga kehormatan dan berjuang bersama. Jangan mudah mengeluh, apalagi ke orang lain, jika terpaksa harus mengeluarkan unek-unek aku bagai air nlaut yang siap menampung apapun yang akan engkau curhatkan.

Terlalu banyak jika harus aku tulis semua harapan dan curhatku padamu dan tentangmu. Dilanjut dilain kesempataya.... dikau, yang kuharap adem dan semangat perjuangan bersama, juga kuharap mujahid-mujahid kecilnya yang akan memudahkan kita ke jannah-Nya pula akan melanjutkan perjuangan kita tentunya... terima kasih... engkau......

Ciputat, 03/02/19