Kamis, 25 April 2019

Keutamaan Nishfu Sya'ban







Keutamaan Bulan Sya’ban dan Malam Nishfu Sya’ban


Tidak terasa tinggal menghitung hari lagi kita akan berjumpa lagi dengan bulan Suci Ramadhan. Bulan Rajab & Sya’ban adalah bulan-bulan untuk kita mempersiapkan diri kita untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya di bulan Ramadhan. Diceritakan bahwa kemuliaan bulan Rajab adalah diawalnya, sedangkan kemuliaan Sya’ban adalah pada malam Nishfu Sya’ban-nya, sedangkan kemuliaan Ramadhan terletak pada malam Laylat al-Qadr-nya.
Kita tahu bahwa dalam bulan Rajab yang telah kita lalui ada peristiwa agung yang bernama Isra’ dan Mi’raj-nya Nabi Agung Muhammad Saw. Pada bulan Sya’ban juga banyak peristiwa agung yang sering kita lupakan diantaranya adalah “Syaqqul Qomar” Pembelahan Bulan yang dijadikan sebagai mukjizat Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Dibulan ini pula turun ayat “Innallaha wa Malaaikatahuu Yusholluna Alan Nabi, Yaa ayyuhal Ladziina Aamanu Sholluu Alaiahi Wasallimuu Tasliiman”. Sehingga bulan ini menjadi bulan untuk kita berlomba-lomba berbanyak shalawat kepada Rasulullah Saw. Peristiwa yang lain yaitu terjadinya peralihan kiblat yang semula menghadap Bayt al-Maqdis menghadap Ka’bah.

Keutamaan Bulan Sya’ban :
Diangkatnya amal kita menuju Allah (Setor)
Nabi ditanya oleh Usamah bin Zaid:

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Aku bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, aku tak melihat engkau berpuasa dalam sebulan sebagaimana engkau lakukan di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Bulan itu (Sya’ban) adalah bulan yang banyak orang lalai darinya, karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Pada bulan Sya’ban, amalan diangkat kepada hadirat Allah, maka aku ingin amalanku diangkat selagi aku sedang berpuasa.” (HR. An Nasa’i)

Diantara keutamaan Malam Nishfu Sya’ban :
Dianjurkan menghidupkan malamnya
Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Maksud menghidupkan malam di sini ialah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Sunnah berdo’a di malam Nishfu Sya’ban
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ 
Artinya: “Dikala malam Nishfu Sya’ban maka hidupkanlah malamnya dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya Allah turun ke langit dunia di malam Nishfu Sya’ban lalu berkata: tidakkah ada yang meminta ampun maka aku ampuni, tidakkah ada yang meminta rizki maka akan ku beri rizki kepadanya, tidakkah ada yang terkena cobaan (sakit) maka aku sembuhkan, tidakkah ada yang begini, tidakkah ada yang begini, hingga terbit fajar”. (HR. ad-Daruqutni)

Terampuninya dosa
يطلع الله تبارك و تعالى إلى خلقه ليلة النصف من شعبان ، فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
Artinya: “Allah mengawasi dan memandang hamba-hamba-Nya di malam Nishfu Sya’ban, lalu mengampuni dosa-dosa mereka semuanya kecuali orang musyrik dan orang yang menyimpan kemarahan (dendam)”.  (Shahih Ibn Hibban)
ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Salah satu malam yang mustajab (cepat dikabulakan) untuk berdo’a
Mengenai hal ini imam Syafi;I berkata:
 وبلغنا أنه كان يقال : إن الدعاء يستجاب في خمس ليال في ليلة الجمعة ، وليلة الأضحى ، وليلة الفطر ، وأول ليلة من رجب ، وليلة النصف من شعبان
Artinya: “Telah sampai kepadaku keterangan behwasanya : Sesungguhnya do’a mustajab ada pada lima malam yaitu; malam jum’at, dua malam Id, malam pertama bulan rajab, dan malam Nishfu Sya’ban”.

Do’a Nishfu Sya’ban :

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ.
اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" إلهنا بالتجلي الأعظم في ليلة النصف من شعبان المكرم التي يفرق فيها كل أمر حكيم ويبرم إكشف عنا من البلاء ما نعلم وما لا نعلم وما أنت به أعلم إنك انت الأعز الأكرم. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Khutbah 19/04 "Keutamaan Nishfu Sya'ban"


Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullaahhh…..

Tidak terasa tinggal menghitung hari lagi kita akan berjumpa lagi dengan bulan Suci Ramadhan. Bulan Rajab, Sya’ban adalah bulan-bulan untuk kita mempersiapkan diri kita untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya dalam bulan Ramadhan. Diceritakan bahwa kemuliaan bulan Rajab adalah diawalnya, sedangkan kemuliaan Sya’ban adalah pada malam Nishfu Sya’ban-nya, sedangkan kemuliaan Ramadhan terletak pada malam Laylat al-Qadr-nya.

Kita tahu bahwa dalam bulan Rajab yang t’lah kita lalui ada peristiwa agung yang bernama Isra’ dan Mi’raj-nya Nabi Agung Muhammad Saw. Dan juga bulan Sya’ban, banyak peristiwa agung diantaranya adalah “Syaqqul Qomar” Pembelahan Bulan yang dijadikan sebagai mukjizat Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Dibulan ini pula turun ayat “Innallaha wa Malaaikatahuu Yusholluna Alan Nabi, Yaa ayyuhal Ladziina Aamanu Sholluu Alaiahi Wasallimuu Tasliiman”. Sehingga bulan ini menjadi bulan untuk kita berlomba-lomba berbanyak shalawat kepada Rasulullah Saw. Dibulan ini juga, terjadi peralihan khutbah yang semula menghadap Bayt al-Maqdis kembali lagi menghadap Ka’bah,


Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullaahhh…..

Selanjutnya di bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, bulan dimana Allah mengobral banyak pahala untuk Ummat Rasulullah Saw. Namun yang kasihan adalah orang yang terjadi hujan lebat, tapi tanahnya tetap gersang, air banyak dicurahkan, akan tetapi setetespun tidak masuk dalam hatinya, itulah orang yang celaka, orang yang rugi,- karena mereka tidak mempersiapkan diri mereka untuk menengadahi air curahan rahmat tersebut. Oleh karena itu, marilah kita persiapkan diri kita sejak sekarang untuk menyongsong bulan yang suci tersebut.

Dalam bulan ini ada malam yang mulia yang biasa kita sebut malam Nishfu Sya’ban, malam yang dimana umat islam berbondong-bondong ke Masjid, Surau, ataupun mushalla untuk berdoa bersama.
Dikatakan mulia karena apa?

Puasa khusus Sya’ban barangkali tidak sepopuler puasa sunnah lain yang banyak disebutkan dalam ceramah ataupun pengajian. Kendati demikian, puasa bulan Sya’ban sendiri memang dilakukan oleh Nabi.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam al Bukhari disebutkan:

عَنْ أَبِي سَلَمَةَأَنَّ عَائِشَةَ -رضي الله عنها- حَدَّثَتْهُ قَالَتْ: "لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ...

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Salamah, bahwa Aisyah berkata: Nabi tidak berpuasa pada satu bulan lebih banyak selain di bulan Sya’ban. Sesungguhnya Nabi berpuasa pada bulan Sya’ban (seolah-olah) pada seluruh bulan.” (HR. Bukhari)

Meski tidak setiap hari, namun karena saking seringnya Nabi didapati berpuasa di bulan Sya’ban, maka disebutkanlah seolah Nabi berpuasa di bulan Sya’ban setiap hari. Imam al Qasthalani dalam Irsyadus Sari yang merupakah syarah Shahih al Bukhari mencatat alasan Nabi memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Suatu ketika, Nabi ditanya oleh Usamah bin Zaid:

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Aku bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, aku tak melihat engkau berpuasa dalam sebulan sebagaimana engkau lakukan di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Bulan itu (Sya’ban) adalah bulan yang banyak orang lalai darinya, karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Pada bulan Sya’ban, amalan diangkat kepada hadirat Allah, maka aku ingin amalanku diangkat selagi aku sedang berpuasa.” (HR. An Nasa’i)

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimahumullaah….

Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Maksud menghidupkan malam di sini ialah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Setidaknya terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Sya’ban. Tiga amalan ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Pertama, memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Kedua, membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,

وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة الشهادة "لا إله إلا الله محمد رسول الله".

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan,

الاستغفار من أعظم وأولى ما ينبغي على المسلم الحريص أن يشتغل به في الأزمنة الفاضلة التي منها: شعبان وليلة النصف، وهو من أسباب تيسير الرزق، ودلت على فضله نصوص الكتاب، وأحاديث سيد الأحباب صلى الله عليه وسلم، وفيه تكفير للذنوب وتفريج للكروب، وإذهاب للهموم ودفع للغموم

Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.

Demikianlah tiga amalan utama di malam nisfu Sya’ban menurut Sayyid Muhammad. Semua amalan itu berdampak baik dan memberi keberkahan kepada orang yang mengamalkannya.

Semoga kita termasuk orang yang menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan memperbanyak do’a, membaca dua kalimat syahadat, istighfar, dan kalimat mulia lainnya. Wallahu a’lam