Selasa, 20 Februari 2018

nasehat pernikahan

Kado buat sahabat kami “mbak Nazlah” yang telah melangsungkan janji suci bersama suami tercinta. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Oleh: Ahmad Munthaha al-Fathi
Tali pengikat kuat dalam pernikahan:
Kita tahu bahwa perjodohan tidak hanya sekedar penyatuan dua insan tetapi juga penyatuan dua kelarga besarnya. Pernikahan tanpa didasari rasa cinta akan terasa hambar dan cinta tanpa terikat dengan ikatan suci juga sesuatu yang sangat menyebabkan rasa takut kehilangan yang berlebihan. Hingga ada doa yang terkenal di kalangan kaula muda yaitu “Ya Allah, lindungilah aku dari cinta yang tak berujung pada pernikahan dan lindungilah aku dari pernikahan yang tanpa didasari rasa cinta.” Dalam pernikahan, paling tidak ada empat tali pengikat yang sangat kuat yang dalam bahasa al-Qur’an disebut ميثاقا غليظا atau perjanjian yang agung. Diantara empat tali pengikat tersebut adalah:

Pertama, Amanat, Ingatlah bahwa engkau telah mengambil amanat atas orang tuanya, maka ingatlah kewajibanmu setelah itu, yaitu untuk menjaganya dan membimbingnya.

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
Seperti sabda nabi yang kurang lebih artinya demikian, "Berwasiatlah kepada perempuan tentang kebaikan, sungguh kamu telah mengambilnya dengan amanat Allah (yang di dahului sebelumnya dengan janji suci dalam pernikahan yang di sebut "غليظا ميثاقا" dalam al-Qur'an artinya (perjanjian yang agung), dan di halalkan (farjinya) dengan kalimat Allah (ijab & qobul).
Itulah pengikat kuat yang pertama, yaitu atas dasar Amanat. Tidak akan di serahkan amanat, kecuali kepada orang yang di percaya oleh pemberi amanat itu. Oleh karenanya jagalah amanat yang dipercayakan kepada kalian untuk membina mahligai rumah tangga yang penuh barokah didalamnya.
Kedua adalah Sakinah. Sakinah adalah ketenangan setelah sebelumnya ada gejolak, seperti itu pulalah keadaan orang yang telah menikah, dia akan merasa lebih tenang dari pada ketika sebelum menikah.
Paling tidak, dia tidak risau takut kehilangan kekasih yang di cintanya selama ini karena telah di ikat dengan tali pernikahan. Ketahuilah sakinah itu potensi, bukan langsung ada dengan penuh. tidak semua orang yang telah menikah itu akan sakinah, tapi orang yang telah menikah pasti punya potensi untuk sakinah (tenang). oleh karena itu, tingkatkanlah potensi sakinah itu dengan kerjasama yang baik antara kedua mempelai.
Tali pengikat berikutnya adalah Mawaddah. Mawaddah atau Cinta kasih, demikianlah kurang lebih padanan kata mawaddah Dalam bahasa kita. Tapi tidak sekedar cinta kasih, karena kata "حُبّ" dalam bahasa kita juga di artikan cinta. Tapi "مودّة" yang akar katanya "وُدَّ" itu lebih tinggi tingkatannya dara pada حُبّ, yaitu cinta kasih yang murni. Puncak cinta adalah ketika seseorang tidak merasa lagi berkorban untuk kekasihnya. Kenapa tidak merasa berkorban? Karena melakukan pengorbanan itu adalah suatu kebutuhan untuk dirinya sendiri. Justru dengan bisa mempersembahkan sesuatu untuk kekasihnya itulah kepuasan bagi jiwanya. Oleh karena itu, dia tidak merasa lagi berkorban walaupun hakikatnya berkorban berat.
Pengikat yang terakhir adalah Rahmah. Rahmah atau Kasih sayang, adalah rasa Mengasihi karena dia butuh di kasihi, atau rasa sayang karena obyeknya itu butuh di sayangi. Seperti itulah kurang lebih gambaran kasih saying. saling menyayangi antar keduanya. Tidak semua pasangan akan bisa mencapai tingkatan ini, meskipun dari awal semua orang pasti punya potensi. Bisa saja di tengah-tengah perjalanan ada badai yang menghalang dan pasti ada.
Misalnya: ada pasangan suami istri yang istrinya itu tidak bisa hamil, dengan demikian istrinya mempersilakan suaminya itu untuk nikah lagi, karena kesadarannya bahwa salah satu tujuan dari pernikahan itu adalah melanjutkan keturunan, seperti inilah contoh puncak dari kasih sayang seorang istri terhadap suaminya, tapi jika suaminya menyadari betapa sakitnya orang yang di madu atau di duakan, Hingga dia memutuskan tidak menikah lagi hanya untuk kepentingan pribadinya, tetapi menjaga perasaan istrinya dan tetap bertahan hidup bersama, seperti itulah contoh puncak kasih sayang seorang suami terhadap istrinya. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
Itulah tali pengikat Kuat cinta dalam pernikahan, sehingga jika yang satu putus masih terdapat tali pengikat yang lainnya, hingga jika putus semua betapa tidak logisnya dan betapa tidak bisa menjaganya, terlebih bagi mereka yang memahaminya.
Aku yakin kalian memahami itu semua atau bahkan lebih paham dari penulis sendiri. Semoga Allah SWT selalu menjaga keharmonisan keluarga kalian, dan di jadikan keluarga yang sakinah mawadah warahmah.
Yang terakhir, libatkanlah Rabb kalian dalam menjaga cinta kalian. Berdoalah selalu kepada-Nya agar Allah selalu menjaga cinta diantara kalian.

اللهمّ يا مقلّب القلوب ثبّت قلبي علي دينك, وثبّت قلبي على مودّة زوجي وثبّت قلب زوجي على مودّتي

Ya Allah, dzat yang maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agamamu.
Ya Allah, dzat yang maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk mencintai suamiku, dan tetapkanlah hati suamiku agar tetap mencintaiku.
Semoga Allah selalu menjaga cinta kalian, dan di anugerahi keturunan yang Sholih dan Sholihah.
Amin ya Rabb....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar