Setelah saling bertanya kabar antara negara Jakarta dengan negara Pati. Hehe mulailah perbincangan yang serius tapi santai juga, mulai menanyakan tentang teman dekat dan bagaimana ke depannya, “entah bu, belum terlihat” kataku...
Untuk mengalihkan perhatian ibu, aku bertanya-tanya tentang hal yang sama sekali berbeda dengan hal tersebut, “Bu, Cerita tentang aku kecil dong.hehe’ Apa ya le? Saya pancing, ibu pernah cerita bekerja di pabrik dan jarang mendengarkan adzan atau ibu pernah bekerja kepada orang yang non muslim tapi baik. O ya ya, mendengar adzan itu anugerah yang besar le, sepantasnya orang muslim itu merindukan adzan. “Aku kalau dengar adzan malah gantuk bu, hehe”. Ga boleh seperti itu,- kamu akan merasakan rindu sekali dengan adzan ketika kau berada dalam keadaan sulit mendengarkannya, misal di negara yang muslim minoritas. Ibu juga pernah mengalami dua tahun jarang sekali mendengarkan adzan, satu yang ibu ingat yaitu ketika waktunya berbuka dan di ajak tuan/majikan ke menara kembar di malaysia, dan disitu ibu mendengarkan adzan, terharu intinya,,,
Apa lagi bu? Pertanyaan manja khas anak kecil yang siap mendengarkan dongengan ibunya. “Suatu ketika ibu pernah diajak Mbah.mu nyimak orang khataman di Sekar (nama sebuah desa yang terletak dekat dengan desaku), disitu sambil haru ibu Mbathin, betapa senengnya jika salah satu anak ibu kelak ada yang memiliki fadhal untuk menghafalkan kalam mulya itu, dan alhamdulillah ahmad jawaban dari do’a ibu waktu itu”. Suasana menjadi sedikit hening, “bu, Ngapunten aku belum bisa istiqamah...”
Kesuksesan seorang anak pasti banyak andil dari kedua orang tuanya, So, ga usah sombong. Coba selalu muhasabah diri dan temukan keadaan terbaikmu... ibu, Ahmad minta slalu didoakan ibu, mugi-mugi saget Istiqamah....Semoga ibu, bapak dan adik-adik selalu dalam lindungan Allah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar