Setiap orang pasti punya titik jenuh, begitu pula kita sebagai anak
kuliahan. Rutinitas makalah, tahfidz, tugas lain, ngajar, mungkin benar-benar
sangat membosankan dan melelahkan sekali, lebih enak dan asyik untuk selalu
jalan atau touring dan sejenisnya. Tapi kita semestinya ingat dan sadar bahwa
jutaan orang diluar sana ingin sekali mempunyai posisi seperti kita. Oke,
sekarang kita sudah semester berapa? Apa yang sudah di dapat? Sudah bisa apa? Apa
kontribusimu untuk negara dan agama? Kita akan dimintai pertanggung jawaban
itu, kalau tidak didunia ya kelak di akhirat.
So, marilah kita merenung dan beramal nyata disisa masa aktif kita
di perkuliahan. Mari kita selesaikan apa yang mustinya kita rampungkan, mari
membuat orang tua bangga dan bahagia dengan lulus tepat waktu dan lulus
predikat baik.
Betapa banyak nikmat yang kita sandang, nikmat melihat, mendengar
dan masih banyak yang lain. Kaka tahu, dulu ada seorang anak yang lahir dalam
keadaan tunanetra namanya Qasim ibnu Firruh, dan itu tidak menghalanginya untuk
belajar. Dia kelahiran Andalus dan belajar hingga ke mesir, dia tidak hanya
pandai fan bahasa arab akan tetapi juga mahir dalam hadist dan terkenal kepiawaiannya
pada bidang Ilmu Qira’at. Dia mengarang Nazam yang berjumlah seribu lebih. Dari
keadaan tunanetra hingga mulia, Imam Syatibi julukannya... lalu bagaimana
dengan kita? Masih pantaskah kita mengeluh?
Mari maksimalkan nikmat yang t’lah di anugerahkan Allah untuk kita,
nari sukseskan semester akhir semoga Allah menilai kita termasuk hamba yang
husnul khatimah... mari maksimalkan nikmat ini untuk semakin menuntun kita
bahwa rahmat Allah begitu luas, bahwa ilmu Allah begitu Luas...
Semoga Allah memberi kita kekuatan dan kemudahan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar