Rahasia Hati Untuk Umi
@anas, Irkham, Ubay, cak mun.
ibunya mba hesti, mba hesti. fhoto ini tidak ada kaitannya atas tulisannya, fhoto ini diambil dalam rangka acara Touring JHQ-16 dan mampir di Purwokerto...... nama dalam tulisan ini adalah nama samaran.....hehehe
Arfan sedikit kecewa karena ketika Arfan
dingendikani Umi, Arfan nyuwun Ning Mella supaya diikut sertakan untuk
mendengarkan supaya sama-sama mendengarnya tapi tidak di ijinkan oleh Umi, (yang
mungkin ada sebab yang aku tidak tahu). Bukankah dalam pengadilan di
Indonesia ini jika ada seseorang yang terlibat dalam masalah, orang tersebut
akan di panggil semua, itu adalah supaya mendapatkan klarifikasi dari bebagai
pihak dan menemukan kejelasan. Dan agaknya semua pengadilan di penjuru dunia
juga demikian.
Semoga coretanku ini tidak menyakiti hati Umi,
karena sama sekali tidak terbesit dalam hatipun untuk menyakiti hati Umi. Aku
tahu pasti Umi lebih pandai lebih pintar dan lebih banyak pengalamannya
dibandingkan dengan Arfan yang notabenenya anak bau kencur atau anak kemarin
sore. Tetapi tidak ada salahnya untuk kita mengamalkan kandungan surat al-ashr
yaitu untuk saling ingat mengingatkan (Q.S Al-Ashr : 03) supaya kita tidak
termasuk al-khusr yaitu orang-orang yang merugi, sebagaimana Umi
selalu mengingatkan putri-putri Umi juga mengingatkan Arfan tentunya dalam
beberapa kesempatan, kandungan ayat tersebut tidak di sebutkan yang
mengingatkan atau menasehati adalah harus orang yang lebih tua atau lebih ‘alim,
jadi siapapun dia dan apapun kedudukannya mempunyai hak yang sama untuk ikut
saling mengingatkan. sekalipun santri terhadap kiyainya (jika memang mungkin).
Maka tidaklah salah pribahasa yang mengatakan bahwa “mutiara, sekalipun
keluar dari mulut anjing maka itu tetap mutiara”.
Arfan tahu betapa sayang dan cintanya Umi
kepada Ning Mella, tapi mungkin sayang dan cinta itu yang belum sepenuhnya
dirasakan oleh putri kesayangan Umi tersebut. Bisa jadi Karena salah dalam
memahami cinta dari kedua insan –Umi dan Ningnya- yang seharusnya saling
mencintai dan menyayangi sebagai seaorang Ibu dan Putrinya itu. Arfan, sebagai
orang yang tahu Umi dan juga kenal Ning Mella merasa perlu untuk menyampaikan
sesuatu yang semoga dengan itu bisa membuat semuanya menjadi lebih baik.
Arfan tahu Mi, apa yang selalu Umi katakan ke
Neng Mella agar dia mau untuk nurutin Umi dalam pesantren maupun yang lainnya –meskipun
itu berupa paksaan ataupun tidak- yaitu adalah kata “birrul walidain”
yang banyak sekali redaksi ayat dan juga hadist yang mewajibkannya. Salah
satunya Q.S Al-isro’ 23, namun yang namanya birrul walidain tidak lantas
menjadikan anak tidak boleh berbeda pendapat dengan orang tua. Tidak! Yang
dilarangnya adalah bersikap kurang sopan kepada orang tua.Yang diperintahkannya
adalah berbakti kepada beliau. Karena itu, jika perbedaan pendapat yang
disampaikan dengan bahasa dan cara yang baik, maka itu sekali-sekali tidak
terlarang oleh agama.
Wallaahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar