Minggu, 06 Januari 2019

Pendidikan Karakter Anak Usia Dini




Ada beberapa hak anak atas orang tuanya diantaranya adalah diberikan kepada sang anak tersebut nama yang baik dan ternyata nama tersebut mempunyai pengaruh terhadap karakter sang anak, meski itu tidak pengaruh satu-satunya. Sebelum menuliskan tentang hal-hal yang mempengaruhi karakteristik seorang anak, ada cerita menarik ketika prof. Quraish atau yang lebih dikenal dengan pak Quraish nyantri di Malang tepatnya Darul Hadist dibawah asuhan Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih beliau ditanya oleh sang guru siapa namamu? Beliau menjawab “Qurasih”, habib Abdul Qodir pun mengatakan, katakanlah “Muhammad Quraish, jangan pernah pisahkan namamu dari Muhammad”. Dari cerita tersebut dapat diambil pelajaran betapa pentingnya nama untuk seseorang.

Ada juga satu kisah yang dicantumkan dalam kitab Al-Muwatta karya Imam Malik bahwa suatu ketika Rasul ingin meminum susu kambing. Lalu datanglah pemuda membawakan susu kepada beliau, lalu rasul bertanya kepada pemuda tersebut “siapa namamu?” kata rasul. Pemuda tersebut menjawab “Murroh” yang artinya pahit, dan rasul pun tidak menerima susu dari pemuda tersebut. Lalu datanglah pemuda kedua dengan membawakan susu juga, lalu rasul juga bertanya padanya “siapa namamu?” pemuda tersebut menjawab “Harb” yang artinya perang, rasul pun enggan menerima susu dari pemuda itu. Datanglah pemuda ketiga dengan hal yang sama, rasul pun bertanya dengan pertanyaan yang sama “Ya’isy” yang artinya hidup, dari pemuda tersebut rasul menerima susu untuk diminumnya. Kisah ini juga menjelaskan betapa pentingnya nama seseorang.

Selanjutnya kami ingin menuliskan tentang hal-hal yang mempengaruhi karakter seorang anak. Paling tidak seorang anak mulai memahami perintah dengan baik itu saat berusia tujuh tahun atau yang disebut dengan “Sinnut Tamyiz” ada hal-hal yang diajarkan para ulama’ untuk menghadapi anak menjelang usia tersebut. Diantaranya adalah orang tua dianjurkan memegang ubun-ubun anaknya lalu membacakan surat al-qadr tujuh kali lalu ditiupkan ke anak tersebut. Salah satu hikahnya insyaallah anak tersebut tidak akan terjerumus kedalam dosa besar (sebagaimana disampaikan Gus Qoyyum dalam salah satu pengajiannya). Yang selanjutnya adalah seyogyanya orang tua menjelaskan namanya kepada sang anak, karena hal tersebut bisa memacu semangat dan dapat memotivasi sang anak.

Hal-hal yang mempengaruhi karaker seseorang paling tidak ada tiga hal, diantaranya: Pertama, Fitrah Ilahiyyah yaitu Allah langsung yang menanamkannya langsung. Disini biasanya telah ditanamkan oleh leluhur-leluhurnya, karena leluhur-leluhurnya orang alim maka bisa jadi keturunannya kelak akan jadi orang alim. Maka riyadhah untuk menjadikan keturunan kita orang-orang yang shaleh tidak hanya dimulai saat anak lahir kedunia, bahkan jauh sebelum itu bisa kita lakukan riyadhanya.

Kedua, Musyahadah. Pembentukan karakteristik juga dapat terjadi dengan apa yang sering dilihat oleh seseorang, maka alangkah baiknya jika sejak kecil anak sudah terbiasa dengan hal-hal yang baik yang sering disaksikannya terutama dari kedua orang tua dan juga lingkungannya. Sebaik apapun nama seorang anak, jika dia selalu menyaksikan hal yang tidak baik, maka perkembangannya juga tidak jauh dari apa yang dilihatnya.

Terakhir, Riyadhah. Secara laksikal riyadhah dapat diartikan sebagai latihan, cara lainnya dalam pembentukan karakter adalah latihan, dalam kata lain dengan cara agak dipaksa. Karena dengan terpaksa melakukan kebaikan maka sang anak akan menjadi terbiasa.

Sekian uraian singkat dari kami, semoga ada manfaatnya. Kritik dan saran pembaca sangat kami nanti untuk perbaikan tulisan berikutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar