Ada beberapa
hak anak atas orang tuanya diantaranya adalah diberikan kepada sang anak
tersebut nama yang baik dan ternyata nama tersebut mempunyai pengaruh terhadap
karakter sang anak, meski itu tidak pengaruh satu-satunya. Sebelum menuliskan
tentang hal-hal yang mempengaruhi karakteristik seorang anak, ada cerita menarik
ketika prof. Quraish atau yang lebih dikenal dengan pak Quraish nyantri di
Malang tepatnya Darul Hadist dibawah asuhan Habib Abdul Qodir bin Ahmad
Bilfaqih beliau ditanya oleh sang guru siapa namamu? Beliau menjawab “Qurasih”,
habib Abdul Qodir pun mengatakan, katakanlah “Muhammad Quraish, jangan
pernah pisahkan namamu dari Muhammad”. Dari cerita tersebut dapat diambil
pelajaran betapa pentingnya nama untuk seseorang.
Ada juga satu
kisah yang dicantumkan dalam kitab Al-Muwatta karya Imam Malik bahwa suatu
ketika Rasul ingin meminum susu kambing. Lalu datanglah pemuda membawakan susu
kepada beliau, lalu rasul bertanya kepada pemuda tersebut “siapa namamu?”
kata rasul. Pemuda tersebut menjawab “Murroh” yang artinya pahit, dan
rasul pun tidak menerima susu dari pemuda tersebut. Lalu datanglah pemuda kedua
dengan membawakan susu juga, lalu rasul juga bertanya padanya “siapa
namamu?” pemuda tersebut menjawab “Harb” yang artinya perang, rasul
pun enggan menerima susu dari pemuda itu. Datanglah pemuda ketiga dengan hal
yang sama, rasul pun bertanya dengan pertanyaan yang sama “Ya’isy” yang
artinya hidup, dari pemuda tersebut rasul menerima susu untuk diminumnya. Kisah
ini juga menjelaskan betapa pentingnya nama seseorang.
Selanjutnya
kami ingin menuliskan tentang hal-hal yang mempengaruhi karakter seorang anak.
Paling tidak seorang anak mulai memahami perintah dengan baik itu saat berusia
tujuh tahun atau yang disebut dengan “Sinnut Tamyiz” ada hal-hal yang
diajarkan para ulama’ untuk menghadapi anak menjelang usia tersebut. Diantaranya
adalah orang tua dianjurkan memegang ubun-ubun anaknya lalu membacakan surat
al-qadr tujuh kali lalu ditiupkan ke anak tersebut. Salah satu hikahnya
insyaallah anak tersebut tidak akan terjerumus kedalam dosa besar (sebagaimana
disampaikan Gus Qoyyum dalam salah satu pengajiannya). Yang selanjutnya
adalah seyogyanya orang tua menjelaskan namanya kepada sang anak, karena hal
tersebut bisa memacu semangat dan dapat memotivasi sang anak.
Hal-hal yang mempengaruhi karaker seseorang paling
tidak ada tiga hal, diantaranya: Pertama, Fitrah Ilahiyyah yaitu Allah
langsung yang menanamkannya langsung. Disini biasanya telah ditanamkan oleh
leluhur-leluhurnya, karena leluhur-leluhurnya orang alim maka bisa jadi
keturunannya kelak akan jadi orang alim. Maka riyadhah untuk menjadikan
keturunan kita orang-orang yang shaleh tidak hanya dimulai saat anak lahir kedunia,
bahkan jauh sebelum itu bisa kita lakukan riyadhanya.
Kedua,
Musyahadah. Pembentukan karakteristik juga
dapat terjadi dengan apa yang sering dilihat oleh seseorang, maka alangkah
baiknya jika sejak kecil anak sudah terbiasa dengan hal-hal yang baik yang
sering disaksikannya terutama dari kedua orang tua dan juga lingkungannya. Sebaik
apapun nama seorang anak, jika dia selalu menyaksikan hal yang tidak baik, maka
perkembangannya juga tidak jauh dari apa yang dilihatnya.
Terakhir,
Riyadhah. Secara laksikal riyadhah dapat
diartikan sebagai latihan, cara lainnya dalam pembentukan karakter adalah
latihan, dalam kata lain dengan cara agak dipaksa. Karena dengan terpaksa
melakukan kebaikan maka sang anak akan menjadi terbiasa.
Sekian uraian
singkat dari kami, semoga ada manfaatnya. Kritik dan saran pembaca sangat kami
nanti untuk perbaikan tulisan berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar