Catatan Perjalanan,-
Aku beberapa kali mengalami kejadian yang membuat saya (Mak Deg) Terhenyak. Kejadian yang menyayat hati dan meluluh lantakkan kesombongan serta kemager-mageran. Kisah tersebut adalah tentang perjuangan seorang ayah, perjuangan seorang laki-laki yang meminta wanita sebagai tanggung jawabnya, kisah seseorang yang hanya memilih halal untuk anak dan istrinya, mungkin juga perjuangan seorang anak untuk membahagiakan orang tuanya.
Pertama, saat aku nongkrong di Warung Kopi daerah Ciputat, aku memesan Kopi hitam dan bubur kacang hijau serta mencamil beberapa gorengan untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu air kecil yang jatuh dari langit segera mereda. Dalam kesempatan santai, seorang bapak-bapak mencolekku untuk izin duduk disamping kiriku yang memang masih lega. "Monggo pak," ucapku dalam bahasa Jawa.
Bapak itu memesan bubur kacang hijau, sambil menunggu pesanannya datang bapak tersebut mengipaskan topinya untuk mencegah kegerahan yang bertambah parah. Pelayan pun dengan sigap menyuguhkan bubur pesanannya dan air putih hangat. Dengan lahap bapak tersebut menikmati buburnya yang saya perkirakan bapak itu sangat lapar karena kebetulan jam makan siang atau mungkin tergesa khawatir langganannya segera keluar dari sekolahnya, saya analisis kemungkinan dia tukang becak yang sedang menunggu langganannya diantar pulang ke rumah.
Setelah buburnya lenyap, pikirku masih mengiang-ngiang, apakah hidupnya harus begitu? "Berapa mas?" Tanya bapak kepada penjaga warung, "enam ribu pak", katanya. Bapak itu merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa uang receh segenap itu.
Aku melihat berapa sulitnya tanggung jawab seorang suami dan ayah dari anak-anaknya, hingga seyogyanya kita sebagai anak harus menghormati orang tua karena perjuangannya tidak hanya itu. Sebagai seorang istri harus bisa menjadi rumah yang benar-benar menentramkan melebihi kamar hotel bintang lima, jangan menjadi beban kesekian setelah beban dari luar.
Ayah itu unik, dia harus tetap tegar didepan anak-anaknya, urusan nantinya sulit, dia siap. Urusan nanti harus nangis, dia akan nangis tetapi tidak didepan anaknya. Dia lebih sedikit bicaranya tetapi perhatian, dia akan menyembunyikan semua yang tidak mengenakkan untuk anak-anaknya.
Jadi, jangan pernah membuat tangis orang tuamu kecuali tangisan bahagia. Doakan mereka semoga Allah selalu menjaganya dan memberikan kemudahan bagi setiap episode kehidupannya...
Ayah dan ibu,- Alfatihah
AM
04 April 2020